Sabtu, 17 April 2010

komunikasi/pergaulan remaja digital masa kini

Semakin berkembangnya zaman, orang -orang semakin bergantung dengan kecanggihan teknologi. Kecanggihan teknologi mempermudah pencarian informasi dan juga mempermudah komunikasi. Internet pun semakin ramai dan padat jaringannya. Apalagi internet saat ini tenar dengan situs jaringan pertemanan facebook. Facebook saat ini banyak digunakan di kalangan remaja untuk berkomunikasi dan juga mencari teman. Tak hanya Facebook, Twitter, salah satu situs untuk mengupdate status atau menuliskan apa yang sedang kita pikirkan, rasakan, dan yang sedang kita lakukan. Bagi remaja saat ini, Twitter juga merupakan situs yang sangat praktis untuk mengeluarkan unek-unek maupun kekesalan pada diri kita. Dengan demikian, kedua contoh jejaring sosial diatas adalah sebuah contoh bahwa remaja zaman sekarang sangat tak terpisahkan dengan internet.

Akan tetapi, banyak remaja yang menyalahgunakan situs-situs tersebut sebagai sarana untuk mengancam, menghasut, serta mencemarkan nama baik seseorang maupun komunitas. Sebut saja kasus Marsha Saphira, seorang gadis yang bersekolah di SMA Bakti Mulya 400. Namanya mulai melejit sejak bulan Februari lalu akibat kata-kata cemoohannya di Twitter kepada anak-anak sekolah negri. Ia juga menghina anak sekolah negri dengan mengatakan bahwa sekolah negri adalah sekolah kampung dan mereka tak akan mampu masuk sekolah swasta seperti Marsha. Sejak saat itu, banyak orang yang menjadi followernya (atau teman di situsnya ) berbalik membalasnya. Banyak juga pengguna Twitter Indonesia melihatnya dan sebagian besar dari mereka menyindir dan balas mencerca gadis tersebut. Kebanyakan dari mereka mengatai Marsha gadis yang tak tahu diri dan sok kaya serta tak beretiket baik. Marsha yang merasa tersindir dan terhina membalas pesan Twitter mereka dengan kata-kata dan cercaan yang lebih pedas dan kasar. Otomatis hal ini membuat komunitas Twitter di seluruh pelosok Indonesia membencinya. Bahkan, karena kasus Marsha BM400 ini, sebuah perusahaan mencabut sponsornya dari sekolah Bakti Mulya 400. Hal ini membuat 3 angkatan SMA di sekolahnya menjadi geram dan bersama-sama mereka melabraknya karena mempermalukan nama sekolah. Pada akhirnya, ia di-drop out atau dikeluarkan dari sekolah tersebut. Kasus ini memberi contoh pada kita semua saat ini bahwa penyalahgunaan situs dapat membuat buruk keadaan bahkan karena kesepelean seorang remaja dalam berinternet, ia mendapat ganjaran yang besar di dunia nyata yaitu kehilangan harga dirinya di mata orang-orang.

Oleh karena itu, orang tua seharusnya mengajarkan remaja bagaimana agar mereka tidak sembarangan memposting atau mempublikasikan sesuatu yang tidak pantas di dunia maya. Dunia internet itu sangat luas. Apa yang kita tulis maupun muat bisa dibaca oleh seluruh pemilik dunia maya dan banyak sekali mungkin peluang pembaca salah tanggap dan persepsi mengenai apa yang kita publikasikan di internet. Dan dengan kita mempublikasikan sesuatu yang buruk dan tak bisa diterima dengan baik oleh pembaca, maka itu dapat membuat kita sendiri bisa dicap buruk oleh masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar